Komas
Iyai and Pika adalah seorang anak
tunggal dari sebuah keluarga yang sederhana yang tinggal di pinggiran kota
Nabire. Walaupun anak satu-satunya, sejak kecil ia seringkali dimarahi oleh
ayahnya, di mata sang ayah, tidak ada satupun pekerjaan yang benar. Setiap
harinya, Komas and Pika selalu berusaha
keras untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkan oleh ayahnya and Ibunya. Tetapi
tetap saja, karena hanya ketidak puasan sang ayah yang ia dapatkan Tetapi
mengapa Bapa kau tinggal dunia ini.
Begitupun
juga pada saat Komas Iyai and Pika berusia 17 tahun, tidak ada ucapan kalimat
“Selamat ulang tahun” yang keluar dari mulut ayahnya. Dan semua hal tersebut
membuat Komas and Pika semakin membenci ayahnya. Karena Cocok ayah yang ada
dalam dirinya, adalah Cocok seorang ayah yang pemarah dan juga tidak pernah
memperhatikan dirinya. Hingga akhirnya, Komas and Pika pun memberontak dan
tidak pernah satu haripun ia lalui hari tanpa bertengkar dengan ayahku.
Beberapa
hari setelah ulang tahunnya yang ke-17, ayah Komas And Pika meninggal dunia.
Akibatnya Tiba-tiba yang tidak pernah beliau katakan kepada siapapun, kecuali
pada Mama saya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, tetapi di dalam diri saya
masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya. Hingga sampai suatu hari ketika
saya membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum Bapa saya ,
ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi, dan di atasnya tertulis,
‘Untuk anakku Dua tersayang’.
Dengan
hati-hati, diambilnya bingkisan tersebut, dan Komas dan adikku pika pun mulai membukanya. Di dalam bingkisan tersebut,
terdapat sebuah Bahan bagunan yang Bapa Tinggalkan serta sebuah buku lama yang ia inginkan.
Selain kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan adalah sebuah buku warna
hitam yaitu Injil yang merupakan warna
kesukaan Komas dan Pika I Perlahan ia
membuka,Buku ucapan tersebut, dan mulai membaca tulisan yang ada disana.
“Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau telah mempercayai diriku
yang rendah ini untuk memperoleh karunia tersebut dalam hidupku. Ku mohon ya
Tuhan, jadikan buah kasih hamba ini menjadi orang yang berarti bagi sesama dan
juga bagiMu. Janganlah kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang
baginya, tetapi berikan pula jalan yang penuh liku dan duri, agar dia dapat
meresapi kehidupan yang seutuhnya. Sekali lagi ku mohon ya Tuhan, sertailah
anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh, jadikan ia sesuai dengan
kehendakmu.
Selamat Selamat Tinggal anakku dua yang kukasihi , doa ayah
selalu menyertaimu”.
Tulisan
dalam Buku itu membuat air mata Komas and Pika tak terbendung lagi. Ibunya
menghampiri dan menanyakan apa yang telah terjadi. Dalam pelukan ibunya, Komas
and Pika pun menceritakan tentang isi
dan tulisan yang terdapat dalam Buku peninggalan ayahnya itu.
Sang
ibu, lalu menceritakan bahwa ayahnya memang sengaja merahasiakan Karna dia
sudah bahawa Nanti waktu begini saya akan tinggalkan dunia ini yang diderita
sejak lama. Dan sengaja mendidikmu dengan keras, agar kamu dua kelak menjadi
Cocok Pria and wanita yang kuat dan tegar.
kisah
bermakna di atas mengingatkan kita untuk tidak selalu melihat apa yang kita
lihat dengan kedua mata kita. Tetapi lihat juga sesuatu dengan mata hati kita.
Karena apa yang kita lihat dengan kedua mata kita, terkadang tidak sepenuhnya
seperti apa yang sebenarnya terjadi. Kasih sayang seorang ayah, Ibu,
saudara-saudara, atau orang-orang disekitar kita, dan terutama kasih Yang Maha
Kuasa yang dilimpahkan kepada kita dengan berbagai cara. Hanyalah tinggal
bagaimana cara kita menerima, menyerap, mengartikan, dan membalas kasih sayang
Bapa and Mama tersayang.
bY KOMAS AND PIKA
0 komentar:
Posting Komentar