PENULIS :KOSMAS MEKA BETOBY IYAI
DOBY
KAMI MENOLAK MAPIA RAYA
Orang
tua kerja untuk menghidupi anaknya, anaknya sekolah agar mendapatkan kehidupan
yang lebih layak di kemudian hari. Dengan belajar dan mendapatkan nilai baik
adalah cara jitu pelajar untuk membahagiakan orang tuanya bukan masyarakat meminta pemekaran Mapia Raya Karna apa?Karna kami belum siap ,Sumber Daya Mapia (SDM) Anak bangsa Mapia.
Maka itu,Harus Kami Siapkan Ada banyak Ilmu Yaitu :
Belajar itu murah. Inilah kalimat pertama yang hendak kami
tandaskan. Karena belajar bisa di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Itu semua tergantung pada kemauan kita.
Maka, dengan ini secara tegas kami mengajak marilah kita
mendidik anak-anak kita sendiri sementara jangan dulu pemekaran Mapia. Menyadarkan pada mereka belajar itu kewajiban
sepanjang hidup. Tidak harus lewat sekolah untuk belajar. Apalagi ternyata
kebanyakan sekolah cenderung merusak anak. Bagaimana merusaknya? Salah satu
contoh, kebanyakan guru egois menuntut anak untuk menguasai pelajaran yang diampunya.
Jika tidak bisa, dengan mudahnya sang guru mengecap anak sebagai bodoh/tolol.
Si guru kurang menyadari ternyata ia sendiri hanya menguasai satu pelajaran
(yang dengan sesama teman), sementara anak dihadapkan pada belasan mata pelajaran/belasan ilmu yang mereka kuasai karna anak-anak kami masih Pelajar semuanya Bukan Mekarkan Pemekaran Pemekaran Itu sampai kapan pun bisa karna anak-anak masih belajar
Contoh lain, kebanyakan guru yang menetap Dimapia saja mau mencari gelar yang besar /pahala yang besar sehingga sementara tidak apa kami anak bangsa Mapia tidak penyabar. Ingin segera
permintaan atau perintahnya dituruti segera. Dia tidak mau tahu apakah ketika
ia meminta atau menyuruh itu mengganggu kenyamanan anak atau bukan. Alih-alih
meminta maaf kesalahannya telah mengganggu kenyamanan siswa, guru akan kecewa
dan marah bila perintahnya tidak dituruti. Singkatnya, yang ada di kepala guru
adalah “anak harus menuruti kemauannya, jika tidak berarti ia anak yang nakal”.
Inilah kejahatan! Dan seperti ini sudah terjadi.
Nah, mengapa kita mau menyerahkan anak-anak kita untuk
dididik,Seorang sukses Itu kami masyarakat Mapia kita bepikir luas seluasnya yakin
kita sanggup membangun suasana yang menyenangkan di rumah. Kita hormat pada
anak, dan anak pasti lebih hormat pada kita.
Orang-orang pada ramai mengeluhkan sekolah itu mahal. Kendati
BOS telah diturnkan oleh pemerintah, ternyata pungli semakin meriah. Itu
kejahatan para kepala sekolah dan guru-guru yang ingin meraup keuntungan materi
di balik praktek pendidikan. Tapi itu juga salah kita, mengapa kita tergantung
pada sekolah. Jika memang kita maunya belajar, mencari wawasan dan ilmu
pengetahuan, jangan sampai tergantung pada sekolah, padahal kita sudah sangat
kita maklum sebagian besar sekolah melakukan praktek pungli. Mengapa kita tidak
mendidik anak-anak kita sendiri?!
Bisakah kita mendidik mereka jika kita sendiri sibuk dalam
pekerjaan sehari-hari? Sangat bisa! Karena yang terpenting bagi orang tua
adalah membangun suasana kondusif, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak.
Anak-anak merasa senang bersama orang tua, dan krasan di rumah. Itu terpenting.
Selebihnya, kita membantu anak memfasilitasi proses belajar mereka. Itu saja.
Sekedar contoh. Bagi kami, daripada uang kita belanjakan
untuk membeli buku-buku pelajaran, membiayai transportasi anak-anak ke sekolah,
membayar iuran ini-itu, lebih baik kita tabung dan belikan komputer. 1,1 juta
sudah dapat pentium 3, 2,5-3 juta-an sudah dapat pentium 4. Jika rejeki kita
cukup, belikan saja laptop,untuk anak kami kemajuan Masa depan.
Keberaan sebuah komputer di samping anak kita sudah sanggup
mewakili keberadaan sebuah institusi sekolah dalam mencerdaskan anak. Komputer
sanggup menyimpan ratusan bahkan ribuan buku elektronik (e-book). Membaca buku
pelajaran, mendalami berbagai program, mengerjakan tugas, refreshing (main
game) jika sedang bosan, semuanya dalam satu komputer ,Agar mereka senang belajar/berpokus.
Biarkan anak-anak kita mengerjakan segala sesuatu secara
mandiri. Kita jangan terlalu sering mengatur atau mengarahkan. Ini godaan
terbesar kita sebagai orang tua. Kita sering berfikiran, “anak harus taat pada
orang tua” kita artikan bahwa kita berhak mengatur Makanan yang sehat adalah :Nuta nomo tobou ugubo napo (ubi keladi keladi bete sayur hitam dll makanan pokok orang papua)( bukan diajarkan dengan Kue Roti supermi dll) itu harus laran karna kue adalah nanti menutupi otak anak Kita sering
terlalu egois, ingin menguasai cara-cara yang tidak bekepentingan itu adalah dasar makan buatan sehingga anak itu jadi nakal.
Kuncinya adalah tauladan. Jika kita ingin anak kita menjadi
orang yang sopan kita harus sopan pada mereka. Agar mereka mencintai
kebersihan, jangan senantiasa kita menyuruh mereka bersih-bersih sementara kita
tidak pernah membantu.
Semua moralitas universal itu menjadi kunci. Disiplin, sabar, jujur,
kasih-sayang, kerja keras, pantang putus asa, tepo-sliro, dll. Kita harus terus
belajar sekuat tenaga mempunyai moralitas yang baik seperti itu, jika mau
anak-anak kita menjadi orang yang sukses.
Dalam memberi nasehat-nasehat juga hanya berkisar pada
wilayah moralitas itu saja. Lainnya tidak. Soal ilmu pengetahuan dan
ketrampilan adalah pilihan. Anak mau menjadi petani atau sopir itu hak anak.
Singkatnya, anak kita mau menjadi apa saja itu terserah mereka, yang penting
mereka mempunyai moralitas yang baik.
Memang tidak ada orang yang sempurna di muka bumi ini.
Makanya kita juga harus berani terus terang pada anak atas kesalahan yang
sesekali kita buat, dan meminta maaf pada mereka. Dengan begitu anak akan sadar
bahwa kekurangan dan kelemahan itu suatu yang wajar dan tidak perlu dicemooh.
Kata-Kata ini buat sapu adik-adik yang ada baru berkembang dipapua
Sangat Bagus ganteng ide2 atau gagasan yang anda tuliskan, tapi tolong kontrol alur kata2 yang baik dan benar, agar indah dilihat oleh orang lain, dan senang dibacanya.
BalasHapusmakasih jago ini sebagai dorongan buwat saya
BalasHapus